expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 06 Juli 2014



          Aku Seorang Tante ?      



                “Panas-panas seperti ini enaknya ke kantin, beli minuman dingin pasti enak”batin Hani. Saat Hani menuju ke kantin, dia melihat sebuah insiden kecil awalnya Hani sama sekali tidak memperdulikannya. Tapi setelah mendengar tangis seorang siswi Hani memutuskan untuk melihatnya sebentar. Dia melihat seorang siswi menangis dan menampar seorang siswa, Hani yang merasakan sakitnya sambil memegang pipinya yang cubby itu. Siswi itu kemudian pergi begitu saja meninggalkan Hani dan siswa itu. Hani tidak sengaja tertawa melihat pipi siswa itu sangat merah, siswa itu segera menghampiri Hani. “Kenapa ketawa? Memangnya lucu?”tanya siswa itu. Hani tak menjawab pertanyaan siswa itu. Karena kesal siswa itu pergi meninggalkan Hani. Sesampainya Hani dikelas dia menceritakan semuanya kepada Ocha teman sekelasnya. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, “Lagian jadi cowok buaya sih.”ujar Ocha.

Sesampainya di rumah Hani dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita cantik yang kira-kira berumur 18  tahun. “Maaf anda siapa yah?”tanya Hani. “Perkenalkan nama saya Anna, saya itu keponakan kamu.”ujarnya. “Haaaahhhh?”teriak Hani. Hani terkejut bagaimana tidak dia sudah mempunyai keponakan yang umurnya 3 tahun lebih tua darinya. Hani memang anak terakhir dari lima bersaudara, bisa di bilang hamilnya Hani tanpa di ketahui oleh keluarganya sendiri, saat Hani lahir semua Kakaknya sudah mempunyai Hani, jadi tidak aneh lagi kalau Hani mempunyai keponakan yang lebih tua jauh darinya. Tapi bagi Hani yang baru mengetahuinya saat terkejut, kini Hani tinggal sendiri bersama pembantu dan pembantunya. Dan sekarang keponakannya datang dan bilang ingin tinggal disini. Hal ini membuat kepala Hani sangat pusing. “Jadi begini Tante, aku minta izin untuk tinggal disini sementara. Soal mama dan ayah ada urusan kerja di luar negeri, besok mama akan segera menghubungi Tante. Bolehkan sementara aku tinggal disini Tante?”ujar Anna. Hani geli mendengar Anna memanggilnya dengan sebutan Tante, itu membuatnya seperti orang tua jelas-jelas umurnya saja masih 15 tahun. “Ehm iya tentu aja boleh, tapi syaratnya kamu jangan panggil aku Tante panggil Hani aja gimana?”
“Nggak bisa gitu dong Tante kan Adik Mama masa aku bilang Hani, nggak sopan dong Tan?”
“Oke panggil aku Kakak aja paham? Nggak ada tawar-menawar paham? Lagian kamu lihat sendiri aku sama kamu lebih tua kamu”
Anna mengangguk setuju, Hani menghela napas. Hari itu seperti mimpi buruk untuknya, Hani ingin semuanya cepat berlalu.
Sejak saat itulah semua kehidupan Hani berubah, satu sekolah gempar mengetahui Hani mempunyai keponakan lebih tua darinya terlebih lagi Anna memiliki wajah yang sangat cantik dan berpenampilan menarik. Sedangkan Hani? Hani hanya seorang siswi yang berpakaian biasa dengan mengenakan kacamata yang membuat penampilan tidak menarik, itu semua karena Hani orang yang cuek tidak pernah mempermasalahkan pakaian yang dipakainya cukup merasa nyaman saja Hani tidak keberatan. Dan banyak sekali laki-laki mendekati Hani bukan karena mereka menyukai Hani tapi karena mereka ingin mendekati Anna. Hani yang sudah lelah dengan semua tingkah siswa-siswa di sekolah, Hani memutuskan untuk menjauh dari mereka. Hani duduk di bawah pohon merenungkan semua masalahnya yang semakin hari semakin menjadi, dia melihat Anna yang sampai sekarang masih begitu santainya. Dikelilingi banyak teman, di kagumi semua orang dan menjadi pusat perhatian satu sekolah. Tidak merasakan beban yang ditanggung oleh Tantenya sendiri, “Woi jangan melamun di siang hari Nek.”ujar seorang siswa yang mendadak duduk di sebelah Hani. Hani menoleh dan terkejut ternyata yang duduk di sebelahnya adalah si playboy itu. “Hah.. ternyata si playboy.”seru Hani pelan. “Hei aku dengar yah? Jangan panggil aku playboy kalau nggak tahu masalahnya, mengerti Nenek?”ujar siswa itu. Hani kesal mendengar siswa itu, merasa sangat tua sudah mempunyai keponakan se-besar itu lebih parahnya dengan umurnya yang masih belia ini. “Berisik,, kalau nggak tahu masalahnya diam.”ujar Hani. Mendengar Hani bicara sama seperti yang dia ucapkan siswa itu dan Hani saling memandang dan tertawa bersama. Untuk sesaat Hani melupakan masalah sebelumnya dengan siswa itu, terlihat di sudut lapangan Anna melihat Hani dan siswa itu tertawa bersama dengan akrabnya. “Na.. kamu lihat apa? Ayo kita ke kantin?”ujar teman sekelasnya. “Aahhh iya sebentar.”balas Anna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar