Aku Seorang Tante ?
“Panas-panas seperti ini enaknya
ke kantin, beli minuman dingin pasti enak”batin Hani. Saat Hani menuju ke
kantin, dia melihat sebuah insiden kecil awalnya Hani sama sekali tidak
memperdulikannya. Tapi setelah mendengar tangis seorang siswi Hani memutuskan
untuk melihatnya sebentar. Dia melihat seorang siswi menangis dan menampar
seorang siswa, Hani yang merasakan sakitnya sambil memegang pipinya yang cubby
itu. Siswi itu kemudian pergi begitu saja meninggalkan Hani dan siswa itu. Hani
tidak sengaja tertawa melihat pipi siswa itu sangat merah, siswa itu segera
menghampiri Hani. “Kenapa ketawa? Memangnya lucu?”tanya siswa itu. Hani tak
menjawab pertanyaan siswa itu. Karena kesal siswa itu pergi meninggalkan Hani.
Sesampainya Hani dikelas dia menceritakan semuanya kepada Ocha teman
sekelasnya. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, “Lagian jadi cowok buaya
sih.”ujar Ocha.
Sesampainya
di rumah Hani dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita cantik yang kira-kira
berumur 18 tahun. “Maaf anda siapa yah?”tanya
Hani. “Perkenalkan nama saya Anna, saya itu keponakan kamu.”ujarnya.
“Haaaahhhh?”teriak Hani. Hani terkejut bagaimana tidak dia sudah mempunyai
keponakan yang umurnya 3 tahun lebih tua darinya. Hani memang anak terakhir
dari lima bersaudara, bisa di bilang hamilnya Hani tanpa di ketahui oleh
keluarganya sendiri, saat Hani lahir semua Kakaknya sudah mempunyai Hani, jadi
tidak aneh lagi kalau Hani mempunyai keponakan yang lebih tua jauh darinya.
Tapi bagi Hani yang baru mengetahuinya saat terkejut, kini Hani tinggal sendiri
bersama pembantu dan pembantunya. Dan sekarang keponakannya datang dan bilang
ingin tinggal disini. Hal ini membuat kepala Hani sangat pusing. “Jadi begini
Tante, aku minta izin untuk tinggal disini sementara. Soal mama dan ayah ada urusan
kerja di luar negeri, besok mama akan segera menghubungi Tante. Bolehkan
sementara aku tinggal disini Tante?”ujar Anna. Hani geli mendengar Anna
memanggilnya dengan sebutan Tante, itu membuatnya seperti orang tua jelas-jelas
umurnya saja masih 15 tahun. “Ehm iya tentu aja boleh, tapi syaratnya kamu
jangan panggil aku Tante panggil Hani aja gimana?”
“Nggak bisa
gitu dong Tante kan Adik Mama masa aku bilang Hani, nggak sopan dong Tan?”
“Oke
panggil aku Kakak aja paham? Nggak ada tawar-menawar paham? Lagian kamu lihat
sendiri aku sama kamu lebih tua kamu”
Anna
mengangguk setuju, Hani menghela napas. Hari itu seperti mimpi buruk untuknya,
Hani ingin semuanya cepat berlalu.
Sejak saat
itulah semua kehidupan Hani berubah, satu sekolah gempar mengetahui Hani
mempunyai keponakan lebih tua darinya terlebih lagi Anna memiliki wajah yang
sangat cantik dan berpenampilan menarik. Sedangkan Hani? Hani hanya seorang
siswi yang berpakaian biasa dengan mengenakan kacamata yang membuat penampilan
tidak menarik, itu semua karena Hani orang yang cuek tidak pernah
mempermasalahkan pakaian yang dipakainya cukup merasa nyaman saja Hani tidak
keberatan. Dan banyak sekali laki-laki mendekati Hani bukan karena mereka
menyukai Hani tapi karena mereka ingin mendekati Anna. Hani yang sudah lelah
dengan semua tingkah siswa-siswa di sekolah, Hani memutuskan untuk menjauh dari
mereka. Hani duduk di bawah pohon merenungkan semua masalahnya yang semakin
hari semakin menjadi, dia melihat Anna yang sampai sekarang masih begitu santainya.
Dikelilingi banyak teman, di kagumi semua orang dan menjadi pusat perhatian
satu sekolah. Tidak merasakan beban yang ditanggung oleh Tantenya sendiri, “Woi
jangan melamun di siang hari Nek.”ujar seorang siswa yang mendadak duduk di
sebelah Hani. Hani menoleh dan terkejut ternyata yang duduk di sebelahnya
adalah si playboy itu. “Hah.. ternyata si playboy.”seru Hani pelan. “Hei aku
dengar yah? Jangan panggil aku playboy kalau nggak tahu masalahnya, mengerti
Nenek?”ujar siswa itu. Hani kesal mendengar siswa itu, merasa sangat tua sudah
mempunyai keponakan se-besar itu lebih parahnya dengan umurnya yang masih belia
ini. “Berisik,, kalau nggak tahu masalahnya diam.”ujar Hani. Mendengar Hani
bicara sama seperti yang dia ucapkan siswa itu dan Hani saling memandang dan
tertawa bersama. Untuk sesaat Hani melupakan masalah sebelumnya dengan siswa
itu, terlihat di sudut lapangan Anna melihat Hani dan siswa itu tertawa bersama
dengan akrabnya. “Na.. kamu lihat apa? Ayo kita ke kantin?”ujar teman
sekelasnya. “Aahhh iya sebentar.”balas Anna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar