Setelah kejadian kemarin ranti tak melihat
laki-laki itu lagi di kelas. Selama berpikir dia baru menyadari kalau
perkataannya menyakiti perasaan laki-laki itu.
“ti kamu kenapa lagi? Ceritalah sama aku.” ujar
sekar
“sekar aku sepertinya udah menyakiti perasaan
orang lain. Kamu tahu kan aku kalau udah kesal sama orang pasti kalau bicara
nggak pernah di pikirkan dulu. Aku ini jahat yah sekar?”
“iya aku paham maksud kamu, tapi setiap orang
kan punya sifat buruknya. Dan bukan hanya kamu aja yang berpikiran seperti
itu.”
“iya tapi aku tuh beda sama kamu, kamu itu
orangnya baik, jujur, cantik, kalau bicara selalu dipikirin baik-baik. Makanya
kamu punya banyak teman bisa bergaul dengan teman-teman yang lain. Nggak kaya
aku?”
“aku justru iri sama kamu ti. Kamu itu cuek dan
nggak peduli apa yang orang lain bicarakan tentang kamu, pakaian pun kamu cuek,
bebas pilih yang mana aja asalkan itu buat kamu nyaman. Sedangkan aku nggak
bisa seperti kamu ti, kamu bersyukur orang seperti aku iri sama orang kaya
kamu.”
“eemmm jadi maksud kamu, aku itu orang yang
kaya gimana? Hah? Jawab nggak?
Seperti itulah pertemanan mereka berdua, sekar
membuat suasana menjadi lebih hidup. Ranti sangat bersyukur mempunyai sahabat
yang baik sekali seperti sekar begitu pun dengan sekar.
*Seminggu kemudian
Ranti terdiam di halte bus, menunggu hujan yang
belum juga mereda sejak pagi tadi. “seharusnya aku bawa payung tadi, terpaksa
harus lari lagi deh.” Santi membuka jaketnya, dan segera menggunakannya. Ranti
berlari dengan kencang karena takut sebelum sampai sekolah seragamnya basah
kuyup. Saat berlari ranti melihar laki-laki itu, terlihat dia sedang meneduh di
bawah pohon. “aneh dia kan bawa payung kenapa nggak di pakai aja, nggak
pedulilah” ranti melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di depan sekolah, ranti
melihat sekar yang baru saja tiba. “sekar…” panggil ranti. “eehhh ti kamu udah
sampai?”
“iya ini baru selesai bersihin seragam.”
“emangnya seragam kamu kenapa? Kotor yah?”
“yah biasalah hujan gini kan banyak kendaraan
yang lewat, jadi kena deh.”
“eehhh ini aku ada sarung tangan.”
“makasih yah sekar kamu yang terbaik pokoknya.”
sekar tertawa mendengar ranti bicara seperti itu.
Melihat payung yang dipakai sekar, ranti merasa
pernah melihatnya. “dimana yah? Kayanya tadi aku lihat payung kaya gitu deh.”
seru ranti.
“ti? Ayoo kok malah bengong?” ajak sekar. Ranti
segera menyusul sekar.
*sesampainya di kelas
“Mohon perhatiannya teman-teman. Hari ini saya
ingin meminta kesediaan teman-teman untuk berfoto bersama. Karena sebentar lagi
kita akan lulus SMA dan mungkin ini termasuk salah satu kenang-kenangan buat
kita semua. Jadi mohon kerja samanya, sekarang biar kita siap-siap dulu.
Setuju???” jelas angga.
“seeeettuuujjjuuuu…..” jawab anak-anak.
“angga bisa di andalkan juga sebagai ketua
kelas. Iya nggak sekar?” ujar ranti.
“eemmm kamu benar ti.”
Ketika semua orang sudah bersiap-siap di foto
ranti tiba-tiba teringat akan sesuatu. Dia teringat payung yang sekar pakai,
tidak salah lagi itu payung yang laki-laki itu bawa. “pantas saja tadi dia
meneduh di bawah pohon, ternyata dia menunggu sekar. Dengan begitu payung yang
dia bawa bisa di pakai sekar.” batin ranti. Ranti merasa ada hal yang aneh, hal
mungkin saja di sembunyikan oleh sekar dan laki-laki itu. Ranti terdiam sesaat,
“ti….” ujar sekar.
“eehhh iya,, maaf aku suka diam mendadak.”
sekar mengangguk dan tersenyum kepada ranti.
“ayyyooo senyum yah.. 1..2..3..”ujar sang
fotografi. Ranti menoleh ke arah sekar, dan ternyata orang yang berada disebelah
sekar adalah laki-laki itu. Ranti heran dan tidak mengerti apa yang di
rasakannya. “
Sekarang biar aku yang foto.” ujar laki-laki
itu. Baru kali ini ranti mendengar laki-laki itu bicara, suara yang selama
ini tidak pernah di dengarnya. Seseorang
yang pernah ia bilang bisu, sok cool dan tidak bisa menghargai orang lain
ternyata dia sedikit berubah. Itu sedikit melegakan bagi ranti.
Selesai mengambil foto laki-laki itu tersenyum
tipis, yaahhh tersenyum untuk pertama kalinya dan mungkin untuk yang terakhir
kalinya. Senyum itu bukan untuk ranti melainkan untuk sekar sahabatnya, sekar
lah yang sudah membuatnya sedikit berubah. Ranti hanya bisa tersenyum tipis
melihat sahabatnya tersenyum dengan senang. “yaaahh aku berpikir dia
menyukainya” batin sekar.
*pesta perpisahan
Ranti sama sekali tak melihar keberadaan sekar.
Sudah berjam-jam ranti mencari sekar, tapi hasilnya nihil. Sekar pun sudah
menanyakan ke semua temannya tapi tak seorang pun yang tahu keberadaannya.
Suasana yang sangat ramai dan semua orang bergembira, tapi tidak buat ranti.
apa artinya semua ini jika sekar tidak ada, begitulah ranti yang sangat
memperdulikan sekar sahabatnya. Di saat ranti sibuk mencari-cari sekar,
tiba-tiba laki-laki itu muncul. Muncul di depan ranti namun laki-laki itu melewati
ranti begitu saja. “Raaannnttitiiii….” Panggil teman sekelasnya. Ranti masih
terdiam, heran kenapa laki-laki itu selalu memperlakukan dia seperti itu. Tapi
kepada sekar dia sangat berbeda, waeyo?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar