expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 06 Juli 2014

My Love is You Part 1


Hari senin adalah awal yang sangat melelahkan buat ranti. Ranti membenci hari senin karena pada hari itu dia harus bangun lebih pagi untuk mengikuti upacara bendera. Tapi kali ini dia berangkat lebih cpeat dari hari biasanya, sayangnya sudah 15 menit dia menunggu di halte tapi bus belum lewat juga. Tiba-tiba seorang laki-laki berdiri di samping ranti, ranti menengok ke arah laki-laki itu dengan wajah yang aneh. “eehhmmm,, sok cool.” batin ranti. Kurang lebih selama 10 menit mereka berdua menunggu tapi bus belum muncul juga. “gimana ini bisa-bisa aku telat.” seru ranti. Laki-laki itu tetap diam tanpa sepatah kata pun, tak lama laki-laki itu pergi meninggalkan ranti. Ranti heran dan tak memperdulikannya, dengan segera ranti berlari. Selama perjalanan ranti menyadari ternyata laki-laki itu ikut berlari di belakangnya, “sejak kapan dia di belakang aku?” heran ranti. Ranti tak memperdulikannya, ia segera berlari sekencang-kencangnya.
Sesampainya disekolah.
“ranti.. kamu kenapa sih?” Tanya sekar sahabat ranti.
“hari ini aku benar-benar kelelahan makanya aku mau tidur sebentar yah dibelakang sekolah, nanti kalau pelajaran kimia sudah mulai kamu sms aku yah?”
“terus kamu nggak ikut pelajaran sejarah?”
“nggak deh nanti aku tidur dikelas lagi, mending sekalian tidur di belakang sekolah kan? Duluan yaahhh gomawo sekar.”
Dibelakang sekolah.
Di bawah pohon rindang itu ranti tidur dengan pulasnya. Udara yang sejuk serta angin yang melambai-lambai membuat ranti terlelap dalam tidurnya. Tanpa ia sadari hp-nya berdering dengan kerasnya. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas pohon, ranti terkejut dan terbangun dari tidurnya. Yang lebih membuat ranti terkejut ternyata orang yang jatuh, dan orang itu adalah anak laki-laki sok cool di halte bus. “ooouuuuhhh kamu ittuuu ,,,”. Belum selesai ranti bicara laki-laki itu pergi meninggalkannya sendiri. “Krrrriiiinnngggg…..”
“iya-iya ini ranti, sekar maaf yah aku malah keasikkan tidur, aahhh iya aku ke kelas sekarang.” sesampainya dikelas ranti masih saja memikirkan anak laki-laki itu. ranti heran kenapa laki-laki itu bisa ada disini terlebih lagi kenapa disaat dia sedang tertidur pulas. Ranti dengan lemas kembali ke kursinya, ranti sekilas menoleh ke arah jendela. Ranti merasa aneh, lalu ia menoleh ke arah jendela lagi “astagfirullah,, kamu?” teriak ranti. Laki-laki itu menoleh ke arah ranti dengan datarnya. Semua murid heran dengan tingkah ranti yang aneh. “ ti, kamu kenapa kaget begitu? Itu kan teman sekelas kita kamu gimana sih?” jelas sekar. “hah?” ranti terdiam. Dia malu karena sudah membuat keributan di kelas.
“ranti kamu nggak apa-apa?” Tanya bu indah. “aaahhh nggak apa-apa, maaf bu.”
Ranti merasa malu atas tingkah anehnya hari ini. Tapi ranti masih heran kenapa dia nggak tau kalau laki-laki itu teman sekelasnya, apa jangan-jangan hanya dia yang tidak tahu. “mungkin ini akibat aku nggak pernah bergaul dengan yang lainnya, sampai-sampai teman sekelas saja nggak tahu payah..payah..” seru ranti.
Sepulang sekolah ranti segera bertanya kepada sekar sahabatnya itu.
“sekar,, tolong kamu kasih tahu aku dong laki-laki itu siapa? Kenapa cuma aku yang nggak tahu dia? Belum lagi dia itu ternyata teman sekelas kita, malukan sampai aku buat keributan di kelas tadi.”
Sekar tersenyum tipis, “iya iya santai dong, makanya tanya dulu sebelum buat gempar satu kelas. Jadi dia itu sebenarnya lebih tua ti dari kita, yah kamu juga nggak salah kalau belum pernah lihat dia. Dia itu memang jarang masuk sekolah dan selama 2 tahun dia penghuni tetap kelas kita ti, kurang lebihnya begitu ceritanya.”
“jadi secara tidak langsung dia itu udah 2 tahun nggak naik kelas dong?”
“hhuuussshhh ngomongnya jangan keras-keras gitu dong. Menurutku sih beda-beda tipis, cuma bedanya dia ketinggalan pelajaran karena dia jarang masuk sekolah. Soal kabarnya dia itu pernah menjuarai olimpiade sains sampai internasional.”
“hah? Seriusan kamu sekar?”
Sekar mengangguk.

Ranti masih saja memikirkan masalah laki-laki itu, semua yang diceritakan sekar membuat ranti masih bertanya-tanya apa benar semua itu. “eehhh kenapa aku jadi penasaran gini, biasanya juga cuek sama urusan orang lain. Mendingan aku tidur dan lupakan semua yang terjadi hari ini.
*pagi harinya
Seperti biasa ranti kesiangan datang ke sekolah, tapi untungnya ranti sudah berada di dalam bus. Suasana bus yang pengap, bau keringar orang-orang menjadi satu dan yang pasti sampai sekolah kaki pegal-pegal akibat berdiri sepanjang jalan itu semua harus ranti lalui setiap hari. “aahhhhh.. kenapa jadi ngantuk begini yah? Eehhmm pasti ini akibat nonton bola semalam. Jangan tidur sebentar lagi sampai ti.” seru ranti sambil menepuk-nepuk pipinya.
Tak lama ranti pun tertidur, dalam keadaan ramai sepeti ini bisa-bisanya dia tidur di bus. laki-laki yang berada tepat di samping ranti sama sekali tidak memperdulikannya. “Kiri mas.” Seru laki-laki itu. Tiba-tiba bus itu berhenti membuat semua orang terkejut begitu pun dengan ranti, sedang enak-enaknya tidur tiba-tiba bus berhenti. Yang lebih memalukannya lagi ranti tertubruk pintu bus dan itu semua karena laki-laki itu. “astagfirullah.. sakit..” ujar ranti. Ranti kesal dan segera menengok ke arah laki-laki itu, dan lagi-lagi untuk ke sekalian kalinya laki-laki itu teman sekelasnya. Ranti menggela napas, “huh kenapa harus dia lag..” belum selesai ranti bicara laki-laki itu segera pergi. Ranti kesal kenapa di setiap ia memulai pembicaraan laki-laki itu selalu meninggalkannya begitu saja.
Ranti segera mengejarnya, “heeeiii mas kalau orang lagi bicara itu dengerin bisa nggak sih?”
Laki-laki itu tak membalas pertanyaan ranti. “eehhh apa nggak bisa bicara sedikit aja? Bisu yah? Memangnya aku nggak tahu kamu itu 2 tahun lebih tua dari aku kan? Tapi tolong hargain ornag lagi bicara, jangan seenaknya saja aku juga tahu kamu itu juara olimpiade sains. Tapi apa pantas orang pintar menyia-nyiakan begitu saja sekolahnya sampai 2 tahun dan nggak naik kelas lagi. Malu-maluin tahu nggak sih.” Laki-laki itu menghentikan langkahnya dan melirik ke arah ranti dengan tajam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar