Hari senin adalah awal yang sangat melelahkan
buat ranti. Ranti membenci hari senin karena pada hari itu dia harus bangun
lebih pagi untuk mengikuti upacara bendera. Tapi kali ini dia berangkat lebih
cpeat dari hari biasanya, sayangnya sudah 15 menit dia menunggu di halte tapi
bus belum lewat juga. Tiba-tiba seorang laki-laki berdiri di samping ranti,
ranti menengok ke arah laki-laki itu dengan wajah yang aneh. “eehhmmm,, sok
cool.” batin ranti. Kurang lebih selama 10 menit mereka berdua menunggu tapi
bus belum muncul juga. “gimana ini bisa-bisa aku telat.” seru ranti. Laki-laki
itu tetap diam tanpa sepatah kata pun, tak lama laki-laki itu pergi
meninggalkan ranti. Ranti heran dan tak memperdulikannya, dengan segera ranti berlari.
Selama perjalanan ranti menyadari ternyata laki-laki itu ikut berlari di
belakangnya, “sejak kapan dia di belakang aku?” heran ranti. Ranti tak
memperdulikannya, ia segera berlari sekencang-kencangnya.
Sesampainya
disekolah.
“ranti..
kamu kenapa sih?” Tanya sekar sahabat ranti.
“hari ini
aku benar-benar kelelahan makanya aku mau tidur sebentar yah dibelakang
sekolah, nanti kalau pelajaran kimia sudah mulai kamu sms aku yah?”
“terus kamu
nggak ikut pelajaran sejarah?”
“nggak deh
nanti aku tidur dikelas lagi, mending sekalian tidur di belakang sekolah kan?
Duluan yaahhh gomawo sekar.”
Dibelakang
sekolah.
Di bawah
pohon rindang itu ranti tidur dengan pulasnya. Udara yang sejuk serta angin yang
melambai-lambai membuat ranti terlelap dalam tidurnya. Tanpa ia sadari hp-nya berdering
dengan kerasnya. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas pohon, ranti terkejut dan
terbangun dari tidurnya. Yang lebih membuat ranti terkejut ternyata orang yang
jatuh, dan orang itu adalah anak laki-laki sok cool di halte bus. “ooouuuuhhh
kamu ittuuu ,,,”. Belum selesai ranti bicara laki-laki itu pergi
meninggalkannya sendiri. “Krrrriiiinnngggg…..”
“iya-iya
ini ranti, sekar maaf yah aku malah keasikkan tidur, aahhh iya aku ke kelas
sekarang.” sesampainya dikelas ranti masih saja memikirkan anak laki-laki itu.
ranti heran kenapa laki-laki itu bisa ada disini terlebih lagi kenapa disaat
dia sedang tertidur pulas. Ranti dengan lemas kembali ke kursinya, ranti
sekilas menoleh ke arah jendela. Ranti merasa aneh, lalu ia menoleh ke arah
jendela lagi “astagfirullah,, kamu?” teriak ranti. Laki-laki itu menoleh ke
arah ranti dengan datarnya. Semua murid heran dengan tingkah ranti yang aneh. “
ti, kamu kenapa kaget begitu? Itu kan teman sekelas kita kamu gimana sih?”
jelas sekar. “hah?” ranti terdiam. Dia malu karena sudah membuat keributan di
kelas.
“ranti kamu
nggak apa-apa?” Tanya bu indah. “aaahhh nggak apa-apa, maaf bu.”
Ranti
merasa malu atas tingkah anehnya hari ini. Tapi ranti masih heran kenapa dia
nggak tau kalau laki-laki itu teman sekelasnya, apa jangan-jangan hanya dia
yang tidak tahu. “mungkin ini akibat aku nggak pernah bergaul dengan yang
lainnya, sampai-sampai teman sekelas saja nggak tahu payah..payah..” seru
ranti.
Sepulang
sekolah ranti segera bertanya kepada sekar sahabatnya itu.
“sekar,,
tolong kamu kasih tahu aku dong laki-laki itu siapa? Kenapa cuma aku yang nggak
tahu dia? Belum lagi dia itu ternyata teman sekelas kita, malukan sampai aku
buat keributan di kelas tadi.”
Sekar
tersenyum tipis, “iya iya santai dong, makanya tanya dulu sebelum buat gempar
satu kelas. Jadi dia itu sebenarnya lebih tua ti dari kita, yah kamu juga nggak
salah kalau belum pernah lihat dia. Dia itu memang jarang masuk sekolah dan
selama 2 tahun dia penghuni tetap kelas kita ti, kurang lebihnya begitu
ceritanya.”
“jadi secara
tidak langsung dia itu udah 2 tahun nggak naik kelas dong?”
“hhuuussshhh
ngomongnya jangan keras-keras gitu dong. Menurutku sih beda-beda tipis, cuma
bedanya dia ketinggalan pelajaran karena dia jarang masuk sekolah. Soal
kabarnya dia itu pernah menjuarai olimpiade sains sampai internasional.”
“hah?
Seriusan kamu sekar?”
Sekar
mengangguk.
Ranti masih
saja memikirkan masalah laki-laki itu, semua yang diceritakan sekar membuat
ranti masih bertanya-tanya apa benar semua itu. “eehhh kenapa aku jadi penasaran
gini, biasanya juga cuek sama urusan orang lain. Mendingan aku tidur dan
lupakan semua yang terjadi hari ini.
*pagi
harinya
Seperti
biasa ranti kesiangan datang ke sekolah, tapi untungnya ranti sudah berada di
dalam bus. Suasana bus yang pengap, bau keringar orang-orang menjadi satu dan
yang pasti sampai sekolah kaki pegal-pegal akibat berdiri sepanjang jalan itu
semua harus ranti lalui setiap hari. “aahhhhh.. kenapa jadi ngantuk begini yah?
Eehhmm pasti ini akibat nonton bola semalam. Jangan tidur sebentar lagi sampai
ti.” seru ranti sambil menepuk-nepuk pipinya.
Tak lama
ranti pun tertidur, dalam keadaan ramai sepeti ini bisa-bisanya dia tidur di
bus. laki-laki yang berada tepat di samping ranti sama sekali tidak
memperdulikannya. “Kiri mas.” Seru laki-laki itu. Tiba-tiba bus itu berhenti
membuat semua orang terkejut begitu pun dengan ranti, sedang enak-enaknya tidur
tiba-tiba bus berhenti. Yang lebih memalukannya lagi ranti tertubruk pintu bus
dan itu semua karena laki-laki itu. “astagfirullah.. sakit..” ujar ranti. Ranti
kesal dan segera menengok ke arah laki-laki itu, dan lagi-lagi untuk ke
sekalian kalinya laki-laki itu teman sekelasnya. Ranti menggela napas, “huh
kenapa harus dia lag..” belum selesai ranti bicara laki-laki itu segera pergi.
Ranti kesal kenapa di setiap ia memulai pembicaraan laki-laki itu selalu
meninggalkannya begitu saja.
Ranti
segera mengejarnya, “heeeiii mas kalau orang lagi bicara itu dengerin bisa
nggak sih?”
Laki-laki
itu tak membalas pertanyaan ranti. “eehhh apa nggak bisa bicara sedikit aja?
Bisu yah? Memangnya aku nggak tahu kamu itu 2 tahun lebih tua dari aku kan?
Tapi tolong hargain ornag lagi bicara, jangan seenaknya saja aku juga tahu kamu
itu juara olimpiade sains. Tapi apa pantas orang pintar menyia-nyiakan begitu
saja sekolahnya sampai 2 tahun dan nggak naik kelas lagi. Malu-maluin tahu
nggak sih.” Laki-laki itu menghentikan langkahnya dan melirik ke arah ranti
dengan tajam.