expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 06 Juli 2014

Sahabatku


Sahabat, aku pun merasakannya
Sahabat yang menerangi hatiku
Namun entah mengapa saat dia muncul semua berubah
Sahabat yang kumiliki hilang begitu saja
Hilang, hilang oleh kencangnya angina saat itu
Kini aku hanya mendengar perasaannya
Perasaannya terhadap lelaki itu
Sama seperti perasaanku saat ini
Tidak, aku akan bertahan dan tetap disini
Disini melihat kau bahagia dengannya
Aku tak apa, karna aku yakin
Yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untukku

Tetanggaku Teroris?

Melihat Bintang di Malam Itu

Dia tetangga yang misterius buatku. Tepat di depan rumahku itu rumahnya, kamar kami pun berhadapan. Setiap pagi dan malam aku menoleh kearah kamarnya, apa yang dia lakukan tapi hasilnya selalu nihil. Dia pergi di malam hari dan pulang di pagi hari, aku tidak pernah sempat melihatnya. Padahal aku hanya ingin berkenalan dengannya, belum lagi keluarga kami pun tidak pernah berhubungan langsung dengan keluarganya. Tapi semua permintaanku terkabul, aku melihat dia tepat di depan mataku. Aku bisa lebih jelas melihatnya, terakhir aku aku melihat dia saat upacara pemakaman ayahnya itu pun aku hanya melihatnya sekilas. Dan sekarang orang yang ingin aku lihat sudah ada di depan mataku dan dia adalah teman sekelasku, hari itu aku merasa sangat beruntung. Dia tepat duduk di samping bangkuku, setiap jam pelajaran dia selalu melihat arah luar jendela seperti merenungkan sesuatu. Rasanya seperti mimpi bisa melihat dia seperti itu apa mungkin aku naksir dia?
Sepulang sekolah dia selalu menghilang, berangkat sekolah pun aku nggak pernah lihat dia. Semua kehidupannya bagaikan misteri yang sulit aku pecahkan, siapa dia sebenarnya? Itu yang aku pertanyakan sampai saat ini. Saat itu sepulang sekolah aku tidak sengaja bertemu dengan dia, dia pergi menuju perpustakaan kota. Aku sempat heran dia ada keperluan apa disana, aku berpikir dia ingin menemui seseorang disana. Dan aku putuskan untuk mengikutinya. Aku lihat dia tidak melakukan hal apa pun selain mencari-cari buku disana, diam-diam aku mengkutinya sambil melihat-lihat buku disana. Tiba-tiba seorang wanita separuh baya memanggilnya dengan sebutan Angga. Mungkinkah itu nama dia selama ini? Karena penasaran aku mendengarkan obrolan mereka melalui celah-celah rak buku itu.

Seseorang Yang Kulihat


Setiap hari aku melihatnya
Seorang wanita yang membuat perasaan ini aneh
Entah apa yang aku rasakan
Hanya dengan melihatnya saja cukup untukku
Tak apa dia tidak mengetahuinya
Karna bukan itu yang aku inginkan
Melihatnya tersenyum membuatku lega
Jangan khawatir aku akan selalu mengawasimu
Disini yah, disini
Tempatku disini, jauh dari tempatmu berasal
Maaf, maaf, maaf
Aku pergi untuk sementara
Tidak, aku tidak menginginkan perpisahan
Tolong jaga dirimu baik-baik
Aku akan selalu mengawasimu dari jauh
Izinkan aku bicara sekali saja
Aku merindukanmu
Maaf karna terlambat mengucapkannya
Aku pergi, hiduplah dengan baik
Tunggu aku


Saiapa Dia?




               
Hari yang sejuk, sunyi dan embun yang kurasakan di pagi itu membuat perasaanku sangat tenang. Sama seperti hari-hari kemarin tak ada satupun yang hilang saat ini. Begitu pun dengan kehidupanku, kehidupanku yang selalu mencari jalan yang aman. Sepanjang jalan kulihat kerumunan orang yang sibuk untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Sedangkan aku? Aku hanya bisa melihat kesibukan orang lain melalui tepi jalan ini. Yang aku rasakan? Bingung, heran tapi terkadang aku merasa bisakah aku menjadi seperti mereka? Kesiangan di pagi hari, berangkat terburu-buru dan berlarian tak tentu arah mencari kendaraan umum. Semua itulah yang hampir setiap hari aku pertanyakan. Menjadi manusia normal yang merasakan masalah dalam hidupnya sendiri, orang-orang sering menyebutnya tantangan.
                “Aahhhh udah jam segini..”aku baru sadar kalau hari ini hari senin. Aaiiiisssshhh...sangking seriusnya memikirkan orang lain aku jadi lupa ke sekolah. Lima belas menit, itu waktu yang aku butuhkan supaya hari ini aku nggak telat. Tapi sekarang sudah pukul 06.50,,,aaahhhh gimana gini? Dan pada akhirnya terpaksa aku naik metromini. Sepanjang jalan ini baru lari sekencang-kencangnya, berlari dan terus berlari. Dengan terengah-engah aku menaiki metromini itu. Suasana yang sangat aku benci, semua orang berdesak-desakan, bau keringat yang bercampur aduk menjadi satu, nggak dapat tempat duduk dan yang lebih penting lagi aku kesuliatan mengambil uang. Aku berusaha untuk mengambilnya di dalam tasku tapi tanganku tidak bisa bergerak sama sekali. Aku bingung harus berbuat apa, terlebih dengan suasana yang sangat bising dan sekolahku sudah ada di depan mata. Ayooo berpikir. Eothoke? Tiba-tiba terpintas olehku.

You Are My Boyfriend


Hari itu sangat cerah begitu pun dengan suasana hatiku saat itu, awal masuk sekolah lagi deh. Dan waktu aku buat menonton drama korea bakalan nggak sepuas kaya liburan kemarin. Enggak apa-apa yang penting kemarin aku udah selesai menonton drama my love from another star, cowoknya itu benar-benar cool, cuek, jutek sama cewek, misterius dan pastinya menjaga ceweknya tanpa sepengetahuan siapa pun. “Hari yang pasti aku harus semangat buat sekolah, siapa tahu aja disana ada cowok cool, cuek sama misterius kaya di drama itu. Aaaahhhh pasti di sekolah bakalan seru banget hehe…”seruku sambil menunggu kedatangan bus. Aku menunggu bus sambil mendengarkan music, makanya saat itu aku nggak mendengar ada ibu-ibu yang meminta bantuan. Lalu ibu-ibu itu menepuk punggung dengan kencang, saat aku menoleh ke belakang ternyata bukan ibu-ibu yang aku maksud. Di hadapanku seorang cowok dengan tubuh tinggi, memakai pakaian yang sangat rapi, memakai tas gendong, memakai jam warna hitam di tangan kanannya, memakai sepatu berwarna biru tua dan yang pasti dia cool banget. Sangking tingginya aku mau lihat dia aja kepala aku sampai pegal-pegal semalaman. Anehnya tuh cowok diam aja nggak bicara apa-apa sama sekali aku kan bingung jadinya. Cowok itu cuma menggunakan jari telunjuknya ke bawah kakiku, aku kan bingung emang ada apaan sih di bawah kaki. Pas lihat ke bawah nggak taunya sapu tangan ibu-ibu itu aku injak, malu banget.

Dialah Ayahku


Kulihat wajahnya, kupandangi wajahnya
Wajah yang selama ini hadir dalam hidupku
Dengan tangannya dia menjagaku
Dengan langkah kakinya dia berkorbann untukku
Senyumnya padaku, perhatiannya padaku
Semua perhatiannya sampai saat ini, membuatku bahagia
Bahagia atas kehadirannya dalam hidupku
Keringatnya, tangannya yang kasar dan wajahnya yang kusam
Sama sekali tak ia perdulikan
Yang terpenting baginya hanya aku

My Love is You Part 2


Setelah kejadian kemarin ranti tak melihat laki-laki itu lagi di kelas. Selama berpikir dia baru menyadari kalau perkataannya menyakiti perasaan laki-laki itu.
“ti kamu kenapa lagi? Ceritalah sama aku.” ujar sekar
“sekar aku sepertinya udah menyakiti perasaan orang lain. Kamu tahu kan aku kalau udah kesal sama orang pasti kalau bicara nggak pernah di pikirkan dulu. Aku ini jahat yah sekar?”
“iya aku paham maksud kamu, tapi setiap orang kan punya sifat buruknya. Dan bukan hanya kamu aja yang berpikiran seperti itu.”
“iya tapi aku tuh beda sama kamu, kamu itu orangnya baik, jujur, cantik, kalau bicara selalu dipikirin baik-baik. Makanya kamu punya banyak teman bisa bergaul dengan teman-teman yang lain. Nggak kaya aku?”
“aku justru iri sama kamu ti. Kamu itu cuek dan nggak peduli apa yang orang lain bicarakan tentang kamu, pakaian pun kamu cuek, bebas pilih yang mana aja asalkan itu buat kamu nyaman. Sedangkan aku nggak bisa seperti kamu ti, kamu bersyukur orang seperti aku iri sama orang kaya kamu.”
“eemmm jadi maksud kamu, aku itu orang yang kaya gimana? Hah? Jawab nggak?
Seperti itulah pertemanan mereka berdua, sekar membuat suasana menjadi lebih hidup. Ranti sangat bersyukur mempunyai sahabat yang baik sekali seperti sekar begitu pun dengan sekar.

My Love is You Part 1


Hari senin adalah awal yang sangat melelahkan buat ranti. Ranti membenci hari senin karena pada hari itu dia harus bangun lebih pagi untuk mengikuti upacara bendera. Tapi kali ini dia berangkat lebih cpeat dari hari biasanya, sayangnya sudah 15 menit dia menunggu di halte tapi bus belum lewat juga. Tiba-tiba seorang laki-laki berdiri di samping ranti, ranti menengok ke arah laki-laki itu dengan wajah yang aneh. “eehhmmm,, sok cool.” batin ranti. Kurang lebih selama 10 menit mereka berdua menunggu tapi bus belum muncul juga. “gimana ini bisa-bisa aku telat.” seru ranti. Laki-laki itu tetap diam tanpa sepatah kata pun, tak lama laki-laki itu pergi meninggalkan ranti. Ranti heran dan tak memperdulikannya, dengan segera ranti berlari. Selama perjalanan ranti menyadari ternyata laki-laki itu ikut berlari di belakangnya, “sejak kapan dia di belakang aku?” heran ranti. Ranti tak memperdulikannya, ia segera berlari sekencang-kencangnya.
Sesampainya disekolah.
“ranti.. kamu kenapa sih?” Tanya sekar sahabat ranti.
“hari ini aku benar-benar kelelahan makanya aku mau tidur sebentar yah dibelakang sekolah, nanti kalau pelajaran kimia sudah mulai kamu sms aku yah?”
“terus kamu nggak ikut pelajaran sejarah?”
“nggak deh nanti aku tidur dikelas lagi, mending sekalian tidur di belakang sekolah kan? Duluan yaahhh gomawo sekar.”
Dibelakang sekolah.
Di bawah pohon rindang itu ranti tidur dengan pulasnya. Udara yang sejuk serta angin yang melambai-lambai membuat ranti terlelap dalam tidurnya. Tanpa ia sadari hp-nya berdering dengan kerasnya. Tiba-tiba sesuatu jatuh dari atas pohon, ranti terkejut dan terbangun dari tidurnya. Yang lebih membuat ranti terkejut ternyata orang yang jatuh, dan orang itu adalah anak laki-laki sok cool di halte bus. “ooouuuuhhh kamu ittuuu ,,,”. Belum selesai ranti bicara laki-laki itu pergi meninggalkannya sendiri. “Krrrriiiinnngggg…..”
“iya-iya ini ranti, sekar maaf yah aku malah keasikkan tidur, aahhh iya aku ke kelas sekarang.” sesampainya dikelas ranti masih saja memikirkan anak laki-laki itu. ranti heran kenapa laki-laki itu bisa ada disini terlebih lagi kenapa disaat dia sedang tertidur pulas. Ranti dengan lemas kembali ke kursinya, ranti sekilas menoleh ke arah jendela. Ranti merasa aneh, lalu ia menoleh ke arah jendela lagi “astagfirullah,, kamu?” teriak ranti. Laki-laki itu menoleh ke arah ranti dengan datarnya. Semua murid heran dengan tingkah ranti yang aneh. “ ti, kamu kenapa kaget begitu? Itu kan teman sekelas kita kamu gimana sih?” jelas sekar. “hah?” ranti terdiam. Dia malu karena sudah membuat keributan di kelas.
“ranti kamu nggak apa-apa?” Tanya bu indah. “aaahhh nggak apa-apa, maaf bu.”
Ranti merasa malu atas tingkah anehnya hari ini. Tapi ranti masih heran kenapa dia nggak tau kalau laki-laki itu teman sekelasnya, apa jangan-jangan hanya dia yang tidak tahu. “mungkin ini akibat aku nggak pernah bergaul dengan yang lainnya, sampai-sampai teman sekelas saja nggak tahu payah..payah..” seru ranti.
Sepulang sekolah ranti segera bertanya kepada sekar sahabatnya itu.
“sekar,, tolong kamu kasih tahu aku dong laki-laki itu siapa? Kenapa cuma aku yang nggak tahu dia? Belum lagi dia itu ternyata teman sekelas kita, malukan sampai aku buat keributan di kelas tadi.”
Sekar tersenyum tipis, “iya iya santai dong, makanya tanya dulu sebelum buat gempar satu kelas. Jadi dia itu sebenarnya lebih tua ti dari kita, yah kamu juga nggak salah kalau belum pernah lihat dia. Dia itu memang jarang masuk sekolah dan selama 2 tahun dia penghuni tetap kelas kita ti, kurang lebihnya begitu ceritanya.”
“jadi secara tidak langsung dia itu udah 2 tahun nggak naik kelas dong?”
“hhuuussshhh ngomongnya jangan keras-keras gitu dong. Menurutku sih beda-beda tipis, cuma bedanya dia ketinggalan pelajaran karena dia jarang masuk sekolah. Soal kabarnya dia itu pernah menjuarai olimpiade sains sampai internasional.”
“hah? Seriusan kamu sekar?”
Sekar mengangguk.

Ranti masih saja memikirkan masalah laki-laki itu, semua yang diceritakan sekar membuat ranti masih bertanya-tanya apa benar semua itu. “eehhh kenapa aku jadi penasaran gini, biasanya juga cuek sama urusan orang lain. Mendingan aku tidur dan lupakan semua yang terjadi hari ini.
*pagi harinya
Seperti biasa ranti kesiangan datang ke sekolah, tapi untungnya ranti sudah berada di dalam bus. Suasana bus yang pengap, bau keringar orang-orang menjadi satu dan yang pasti sampai sekolah kaki pegal-pegal akibat berdiri sepanjang jalan itu semua harus ranti lalui setiap hari. “aahhhhh.. kenapa jadi ngantuk begini yah? Eehhmm pasti ini akibat nonton bola semalam. Jangan tidur sebentar lagi sampai ti.” seru ranti sambil menepuk-nepuk pipinya.
Tak lama ranti pun tertidur, dalam keadaan ramai sepeti ini bisa-bisanya dia tidur di bus. laki-laki yang berada tepat di samping ranti sama sekali tidak memperdulikannya. “Kiri mas.” Seru laki-laki itu. Tiba-tiba bus itu berhenti membuat semua orang terkejut begitu pun dengan ranti, sedang enak-enaknya tidur tiba-tiba bus berhenti. Yang lebih memalukannya lagi ranti tertubruk pintu bus dan itu semua karena laki-laki itu. “astagfirullah.. sakit..” ujar ranti. Ranti kesal dan segera menengok ke arah laki-laki itu, dan lagi-lagi untuk ke sekalian kalinya laki-laki itu teman sekelasnya. Ranti menggela napas, “huh kenapa harus dia lag..” belum selesai ranti bicara laki-laki itu segera pergi. Ranti kesal kenapa di setiap ia memulai pembicaraan laki-laki itu selalu meninggalkannya begitu saja.
Ranti segera mengejarnya, “heeeiii mas kalau orang lagi bicara itu dengerin bisa nggak sih?”
Laki-laki itu tak membalas pertanyaan ranti. “eehhh apa nggak bisa bicara sedikit aja? Bisu yah? Memangnya aku nggak tahu kamu itu 2 tahun lebih tua dari aku kan? Tapi tolong hargain ornag lagi bicara, jangan seenaknya saja aku juga tahu kamu itu juara olimpiade sains. Tapi apa pantas orang pintar menyia-nyiakan begitu saja sekolahnya sampai 2 tahun dan nggak naik kelas lagi. Malu-maluin tahu nggak sih.” Laki-laki itu menghentikan langkahnya dan melirik ke arah ranti dengan tajam. 

Desaku


Hari itu, hari terindah bagiku
Ayam-ayam seperti alarm yang membangunkankku di pagi itu
Burung-burung bernyanyi menambah indahnya suasana saat itu
Ku lihat dedaunan itu menyapaku dengan ramahnya
Menyambut datangnya sang mentari
Angin yang berhembus, ditemani dengan sejuknya embun
Menyambut sang mentari hadir tepat di hadapanku
Sinarnya membuat hari itu semakin cerah
Dan membutuhkan semangat bagi semua penduduk
Tanpanya tak akan ada awal hari ini
Dan akhir hari ini
Itulah keindahan harta yang ku punya
Keindahan alam yang tak akan tergantikan oleh apa pun
Keindahan yang tak semua orang dapat merasakannya
Terima Kasih atas rahmatmu hari ini
Hingga aku masih bisa merasakan betapa indah alam ini
Alam yang Kau ciptakan
Untuk kami semua

Kesendirianku


Malam hari yang dingin
Udara malam itu menusuk tubuhku
Kulihat bintang di langit menari-nari dengan indahnya
Perasaan tenang ini, membuatku nyaman akan kesendirian ini
Jauh akan teman, sahabat dan kerumunan orang-orang
Aku ingin seperti bintang
Jika hanya ada satu bintang di langit
Ia masih mampu menyinari kegelapan disini
Walaupun aku sendiri
Aku ingin membuat orang lain bahagia
Bahkan jika aku sendiri tak mampu membahagiakan diriku sendiri
Aku ingin seperti bintang
Terlihat kecil dari bumi
Tapi kenyataannya dia sangat besar
Tak apa jika orang lain menganggapku aneh
Aku tak peduli, cukup bagiku memiliki Dia
Karena hanya Dia yang memahamiku
Ku bersujud kepadamu..



          Aku Seorang Tante ?      



                “Panas-panas seperti ini enaknya ke kantin, beli minuman dingin pasti enak”batin Hani. Saat Hani menuju ke kantin, dia melihat sebuah insiden kecil awalnya Hani sama sekali tidak memperdulikannya. Tapi setelah mendengar tangis seorang siswi Hani memutuskan untuk melihatnya sebentar. Dia melihat seorang siswi menangis dan menampar seorang siswa, Hani yang merasakan sakitnya sambil memegang pipinya yang cubby itu. Siswi itu kemudian pergi begitu saja meninggalkan Hani dan siswa itu. Hani tidak sengaja tertawa melihat pipi siswa itu sangat merah, siswa itu segera menghampiri Hani. “Kenapa ketawa? Memangnya lucu?”tanya siswa itu. Hani tak menjawab pertanyaan siswa itu. Karena kesal siswa itu pergi meninggalkan Hani. Sesampainya Hani dikelas dia menceritakan semuanya kepada Ocha teman sekelasnya. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, “Lagian jadi cowok buaya sih.”ujar Ocha.